View of Selong Belanak (taken from Hill Top View)

inilah hasil touring dadakan diawal september, berangkat dengan fasilitas seadanya (emang begini adanya), tanpa kacamata anti galau, was-was batere kamera tidak cukup (berhubung belum di charge dan sempat dibawa ngetrip ke betare lenjang minggu sebelumnya), batere semarphone pun tak luput dari kecemasan akut takutnya mati dijalanan sementara rekan2 sudah berangkat duluan dan tak tahu dimana keberadaannya. masih tentang semarphone bulukku, itu semarphone pun harus dinyalain paket jaringan data (si pemboros batere)nya mengingat ada rekan juga (yang ternyata ketinggalan) pengen ikutan dan janjian ketemu di pertigaan kediri (udah diwanti2 jangan komunikasi lewat WA, eh teteup pada akhirnya saya harus nyalain paket jaringan data) taunya kagak jadi ikutan.
 berangkatlah kita menuju ke selong belanak. dengan bekal dua kali pernah ke arah selatan, akhirnya saya sampe tanpa nyasar kemana2. tapi sebelum nyampe pantai, tak lupa narsis2an (sebenarnya si bukan narsis, cuma biar ada bukti kalo pernah menginjakkan kaki di ini tempat) di Hill Top View. Upsss, ternyata bukan hanya kita yang kena syndrom paling akut sedunia ini, rombongan pick up yang isinya ebu2 beserta anak-anaknya yang sempat salip2an dijalanan (GPModeON) juga tak mau membiarkan kita menikmati sendiri view pantai selong belanak.
(to be continue///////upload dulu)

Hill Top View
Lanjooootkan perjalanan!!!
udah puas foto2an diatas bukit, saatnya melihat obyek lebih deket lagi. meluncur dengan kecepatan sedang, melewati persimpangan pantai mawun, laju motor dipercepat berharap rekan yang kami cari masih berada di pantai selong belanak. walaupun sebenarnya sudah tidak mungkin lagi rekan2 kami berada di pantai selong belanak.
feeling saya sih sebenarnya cukup beralasan berhubung saat mengetahui trip dadakan ini, mata saya masih bukaan satu pasca membangunkan diri dari tidur subuh yang singkat. nyalain semarphone dan wifi aktif akhirnya masuklah pesan2 dalam WA Grup. iseng2 nanya destinasi touring diawal september ke salah satu admin LB, tak disangka tak dinyana mereka touring kearah selatan, dimana pantai yang ingin saya injak berada. yeah..!!!!!! apalagi kalo bukan Mawun dan Batu Payung. >>>bukan meremehkan selong belanak, tapi selong belanak sudah pernah kaki ini berdiri disana sebelumnya<<<< melihat pesan itu, spontan mata saya yang sebelumnya bukaan satu mendadak jadi bukaan empat. tammmmmmmmmm bagai tersambar petir di siang bolong (jelas banget bohongnya) melihat cucian yang menggunung langsung down niat melanglang buananya. ah tapi nyuci cuma sebentar (mencoba Move On), paling satu jaman selesai. dan message (menanyakan start jam berapa) di WA Group terkirim. Dan balasannya,, "ne wis siap mau jalan". hahhhhh!!!! jam 07.21 startnya sementara saya pada waktu yang bersamaan (tapi ditempat berbeda) masih belum apa-apa. halahhh dalam keadaan gegap gempita, masih punya ide. biar saja melewatkan spot selong belanaknya dan menemukan mereka di mawun. (ide nekat mengingat belum pernah ke mawun).
upsss!!! sampe lupa kalo tadi masih berada diatas motor dan mulut gerbang pantai selong belanak telah tiba. Sudah di gerbang masuk, dan petugas penjaga pintu dengan senyum ramahnya menawarkan untuk segera masuk. Seolah-olah didalam kita bakalan dapat sesuatu yang menakjubkan, padahal si emang iya. Pantai selong belanak dengan kelembutan pasirnya, mampu memanjakan kaki setiap pengunjung. “Yah, Selong Belanak sang pemilik pasir lembut nomor 2 setelah di posisi puncak ditempati oleh Gili Nangu.” (Bacanya ala ala presenter On The Spot).
masih didepan gerbang Selong Belanak, berfikir sejenak rekan kami yang sudah mendahului kami, akankah kami temukan mereka disini. Dengan rentang waktu start kami yang cukup jauh. (Perlu diketahui, mereka berangkat jam 07.21, sementara kami jam 09.40). Beruntung saya ngajak seorang temen boncengan (ngajaknya juga dadakan, entah teman saya udah beberes apa belum dirumahnya, ato malah belum terbangun dari mimpinya.. haha). Setelah berdiskusi singkat, kami memutuskan untuk masuk. Dengan bermodal Goceng, kami sudah dijinkan masuk. Sampai ditempat parkir, indra penglihatan saya mulai menjalankan tugasnya dengan baik, mencari-cari keberadaan motor rekan kami. Tredeng, bagai mendapat durian runtuh, akhirnya seonggok motor andalannya Agnes Monica dengan “Easy Box”nya nampak juga. Berlanjut ke misi pencarian sang pemilik motor. Nyarinya Sambil jepret-jepret biar gak keliatan sekali celingak-celinguk kayaq nyari anak ilang. Secara Selong Belanak tak sesepi dua tahun yang lalu ketika pertama kali saya kesini, blom ada petugas pintu masuk, masih parkir sembarangan, makan siang ditunggui anjing liar, bahkan ada yang lagi belajar mengendarai motor di bibir pantai. Tapi itu dulu heb!!!!!!
 ternyata mencari jarum dalam jerami lebih mudah ketimbang mencari makhluk Tuhan paling sexy. Upsss, maksudnya makhluk yang bernyawa. Udah keliling kearah barat gak nemu nemu juga. Mungkin ada yang berfikir, kenapa tidak telepon aja, “kamu dimana, dengan siapa sekarang berbuat apa?” (Sumpah hanya itu yang saya tahu dan saya bukan penggemar “Boybands or Boysband”). Dengan telepon selesai masalah!!!! Tapi tunggu dulu, tak semudah itu kawan, masalahnya kalo mau ke selong belanak jangan lupa beli sinyal jg. Karena dijamin gak dapat sinyal disana. (bagi yang dapat sinyal, silakan hubungi saya untuk mendapatkan hadiah satu buah piring cantekk). Jadi yang mau berencana check in di facebook or foursquare, mending dari jauh2 sebelum nyampe lokasi.

tahap jepret2 selesai, dan kembali ke area parkir berencana menunggu sang pemilik motor kembali. Karena yakin seyakinnya, motor itu takkan ditinggal seorang diri disana. Dan kebeneran dah, sekonyong-konyong rekan yang kami cari-cari, rekan yang telah mendahului kami, sang pemilik motor kembali bersama boncengannya dengan senyum puas sudah menikmati indahnya pantai selong belanak.
yahh setelah ketemu, mulai menentukan destinasi selanjutnya.
Pasir Lembut  Selong Belanak
Mawi!!!!!!

sebelum meneruskan ke mawi, tak lupa berkenalan dulu dengan rekan baru. “tak kenal maka tak sayang”. “Blom kenal maka kenalan dulu”. Oke, semua sudah siap untuk melanjutkan perjalanan. Tak ada satupun yang ketinggalan, bye bye selong belanak. see you next time. Sebagai yang dipertuan agung, kami persilahkan rekan kami untuk start duluan dan kami mengekor. Maklum merekalah peta berjalan kami. Kami kembali melewati jalan arah kami datang dan di pertigaan, kami putar haluan ke kanan kearah pantai mawun. tak lama kami mengendarai motor, pemimpin jalan memberikan isyarat lightning kearah kanan, artinya kami akan segera tiba di pantai mawi. Tak ada gerbang selamat datang menyambut kami, yang kontras kelihatan hanya plank penunjuk jalan kearah pantai selong belanak. Jalan yang kami lewati masih lumayan bagus walaupun tidak hotmix. (ngareppp)…. Kalopun musim penghujan, sepertinya masih aman2 saja untuk dilalui. Perkiraan awal sih kami tidak terlalu jauh menempuh jarak menuju pantai, ternyata lumayan juga. Tak ada rumah penduduk yang kami lewati, yang ada hanya perbukitan mini dan lahan persawahan yang sepertinya antara gagal tanam ato gagal panen. Tapi walaupun tak ada rumah penduduk, tak jarang kami lewati bocah2 lokal berkeliaran disana. Sesekali mereka meneriakkan suara hati mereka, “endeng kepeng”. Ah dasar bocah, bukannya belajar malah keluyuran siang bolong. Diculik orang baru tau rasa lu!!!!! Banyak juga turis turis mancanegara berpapasan dengan kami, dan mereka rata-rata membawa papan selancar. Oh ya, (inpoh penting menurut saya) hanya ada satu tanjakan yang tidak begitu berarti. Jadi aman-aman saja, Artinya yang berencana make motor taon tujupuluan pun masih bisa lewat sana. (niat banget!!!)lllllll
setiba kami di portal check in, disana ada para pemuda-pemuda hampir menua sedang duduk2 di sebuah pos jaga. Fikir saya ini petugas penjaga pintu yang memungut iuran masuk. Tapi ternyata tidak, mereka hanya melihat kami sekilas tanpa ekspresi apa-apa. Beruntung saya masuk tidak sendirian, bisa jadi saya dengan kepolosan saya, menghampiri mereka dan bertanya “amaq, boleh tiang masuk ke pantai? pire iuran masuknya? Berapa lama saya boleh ada didalam?”. Ah lupakan saja tentang kepolosan saya. Tak ada yang menarik untuk dikisahkan. Oke, kami pun meneruskan hingga ke bibir pantai. Dan setiba disana, tak banyak yang berkunjung. Bahkan lebih dominan bule2 luar ketimbang bule2 lokal. Dan memang wajar sebelumnya kami selalu papasan dengan bule yang membawa papan selancar, ternyata ini pantai surganya para peselancar. Ombaknya yang tinggi mencapai 2 meter lebih, mampu memuaskan dahaga para peselancar. Amazing, ombaknya tak henti-hentinya berkejaran. Ingin hati ikut menari2 bersama ombak2 disana, tapi apalah daya!!!
Keluarin kamera butut buat foto2. Hmmm… kearah barat ato kerah kiri, sama aja. Susunan bukit2 bebatuan, inikah sisa2 kekejaman dari ambisi Lex Luthor untuk membuat pulau yang pada akhirnya digagalkan oleh Clark Kent. jangan berharap menemukan batu kryptonite hijau disini. Semuanya hanya ada di DC Comics. Haha.. oke, selesai narsis di bebatuan sebalah barat, mari kita melangkah kearah timur. Wow melangkahkan kaki di pasir mawi, terasa berbeda tidak seperti berada di selong belanak. Pasir disini tak selembut di selong belanak, gradasinya lebih variatif, mulai dari yang sebesar merica bahkan ada yang lebih besar. Cukup melelahkan berjalan disini, karena tiap melangkah kaki selalu tenggelam dalam pasir. Yang punya penyakit rematik, silakan kemari. Terapi sambil menikmati deburan ombak mawi di bukit bebatuan ditambah aksi atraktif para peselancar.
Di bukit sebelah timur, harus naek sampai puncak. Menyusuri bebatuan, setiap langkah mencari tempat aman untuk berpijak, karena kalo sampe salah langkah, grrrrr jatuhnya si emang selalu ke bawah, tapi nyakitnya itu masih sukur kalo bisa narik nafas lagi, lha kalo tinggal nama. Nakutin doank!!! Kalo udah disana, yakin deh bisa nyampeq puncak, emang sih sedikit ngos2an dan keringet bercucuran karena panas pollll. Tapi di puncak bukit, kita bisa menikmati dua pantai sekaligus. Sebelah barat ya ada pantai Mawi, dan sebelah timur ada pantai semeti. Nah itu semeti udah kelihatan dan gambarnya udah diambil, jadi tak perlulah kita kesana. Saran dari mas iyus blue (peta berjalan kami).. oke, menghemat waktu juga. Berhubung kita sudah terlalu jauh meninggalkan waktu ISHOMA. Beranjaklah kita bertiga (yang satunya kemana, bukannya berempat) menuruni bukit tentunya sambil narsis-narsisan sebanyak-banyaknya, karena gak tau kapan lagi mau kesini. Apalagi ternyata mbak Rina solo backpacker dari Jakarta yang katanya nunggu tiket promo kalo mau backpacking, (hehe,, buka kartu) dan luar biasanya ternyata dia itung2 2 bulan sekali ke Lombok. Si mpoq Yang dari Jakarte udah lebih banyak mengunjungi sudut2 pulau Lombok. Lha, aye yang di Lombok, udah kemane aje. Penggggg… buru2 turun, berhubung teman saya ketinggalan sendirian diantara para bule2 hidung belang eh hidung panjang. Haha..
nyampe di stan stan di pinggir pantai, istirahat sejenak ngeganjel perut dengan makanan ringan yang dijual mahal oleh pemilik stan. bule2 yang memilih untuk duduk santai sesekali mengabadikan atraksi peselancar dibawah gulungan ombak. Yah dengan SLRnya yang super BIG, pastinya bisa menangkap setiap moment moment dengan baik di kejauhan sana. “bawalah pulang ke negaramu, dan kisahkan pada mereka disana, inilah Lombok. Paradise strip of land that fell to Earth”.
Pantai Mawi dari Bukit Timur

Pantai Semeti dari atas bukit timur Mawi
Peselancar



Bukit bebatuan Mawi bagian barat

Lanjotkan perjalanan kita menuju pantai mawun!!!